Hosting Your Business Can Count On - GoDaddy.com

Senin, 24 Oktober 2011

Etika Berbicara Bagi Seorang Muslim

1. Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan. Allah Subhaanahu wa
  Ta'ala berfirman yang artinya: "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-
 bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia)
memberi sedekah atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian
diantara manusia". (An-Nisa: 114).

2. hendaknya pembicaran dengan suara yang dapat dide-ngar, tidak terlalu
  keras dan tidak pula terlalu rendah, ungkapannya jelas dapat difahami oleh
 semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.

3. Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagimu. Hadits Rasulullah
  Shallallaahu 'alaihi wa sallam menyatakan: "Termasuk kebaikan islamnya
 seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna". (HR. Ahmad
dan Ibnu Majah).

4. Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu dengar. Abu Hurairah
  Radhiallaahu 'anhu di dalam hadisnya menuturkan : Rasulullah Shallallaahu
 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Cukuplah menjadi suatu dosa bagi
seseorang yaitu apabila ia membicarakan semua apa yang telah ia
dengar".(HR. Muslim)

5. Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu berada di
  fihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda.
 Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku adalah penjamin
sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindari bertikaian
(perdebatan) sekalipun ia benar; dan (penjamin) istana di tengah-tengah
surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda". (HR. Abu
Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

6. Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa. Aisyah Radhiallaahu 'anha.
  telah menuturkan: "Sesungguhnya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam apabila
 membicarakan suatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya,
niscaya ia dapat menghitungnya". (Mutta-faq'alaih).

7. Menghindari perkataan jorok (keji). Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam
  bersabda: "Seorang mu'min itu pencela atau pengutuk atau keji
 pembicaraannya". (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Mufrad, dan dishahihkan
oleh Al-Albani).

8. Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak bicara di dalam berbicara.
  Di dalam hadits Jabir Radhiallaahu 'anhu disebutkan: "Dan sesungguhnya
 manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hari Kiamat
kelak adalah orang yang banyak bicara, orang yang berpura-pura fasih dan
orang-orang yang mutafaihiqun". Para shahabat bertanya: Wahai Rasulllah,
apa arti mutafaihiqun? Nabi menjawab: "Orang-orang yang sombong". (HR.
At-Turmudzi, dinilai hasan oleh Al-Albani).

9. Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan mengadu domba. Allah
  Subhaanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: "Dan janganlah sebagian kamu
 menggunjing sebagian yang lain".(Al-Hujurat: 12).


10. Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak
   memotongnya, juga tidak menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yang
  dibicarakannya, tidak menganggap rendah pendapatnya atau
 mendustakannya.

11. Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah kesempatan kepada
   orang lain untuk berbicara.

12. Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakitkan
   perasaan dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan
  kekeliruannya, karena hal tersebut dapat mengundang kebencian,
 permusuhan dan pertentangan.

13. Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok dan memandang rendah
   orang yang berbicara. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:
  "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan
 kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik
dari mereka (yang mengolok-olokan), dan jangan pula wanita-wanita
(mengolok-olokan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita
(yang diperolok

sumber:islamhouse.com

0 komentar:

Posting Komentar